Beberapa alasan lelaki dan wanita yang menghalalkan pacaran

image via : firmansyah2308.wordpress.com

Habiburachman - berikut beberapa alasan lelaki dan wanita yang menghalalkan pacaran

Pacaran Itu Menambah Semangat Belajar

Ini alasan yang lucu karena bertentangan dengan fakta yang ada. Mungkin pada awalnya semangat belajar karena ingin membuktikan kepada pacarnya kalau dia pintar --- nah, ini saja sudah bermasalah niatnya—namun kedepan yang terjadi justru nilai jeblok bin ancur.

Pacaran Itu Menjalin tali silaturahim.

SILATIRAHIM itu asalnya dari kata shilah yang berarti hubungan dan rahim yang berarti rahim bunda. Artinya yang dimaksud menjalin silaturahim sebenarnya adalah menyambung hubungan antar kerabat dekat yang terhubungkan dengan rahim, atau mahram kita
Jika serius menjalin tali silaturahim, lebih utama ke orang tua sendiri, kaka-adik, kakek-nenek, paman-bibi, atau mahram lainya. Bukan alesan pacaran atas nama silaturahim, padahal buyutnya pun beda.
Silaturahim itu berpahala dan menambah rezeki, sedangkan pacaran itu aktivitasnya maksiat. Tidak pernah sama antara maksiat dan taat

Pacaran gk ngapa-ngapain kok, Cuma pegangan tangan

Kalian Tau gk, “Cuma” itu kata yang berbahaya. Karena semua kemaksiatan itu awalnya juga “Cuma”. Selingkuh itu awalnya, ya “Cuma” teman. Hamil itu juga awalnya “Cuma” pegangan
Pacaran gk ngapa-ngapain kok, Cuma telfonan doing,
Sudah saya jelaskan tentang “Cuma”

Pacaran Cuma katakan sayang, katakan kangen

Setiap amal dan lisan manusia akan Allah hisab, tidak satupun yang luput dari pengawasanya. Mengatakan kata-kata yang tidak hak bagimu dan tidak halal baginya adalah suatu kesalahan. Kehormatan wanita haris dijaga, kemuliaanya pun harus dilindungi. Itu berarti tidak mengucapkan kata-kata sebelum waktunya. Karena kata cinta dan sayang sebelum pernikahan itu percuma
Mungkin kamu meremehkan kata-kata yang tak halal. Namun, ia ibarat bisikan setang yang merambat lewat pendengaran, lelu memicu untuk melakukan amal-amal terlarang lainya

Pacaran itu kan tanda cinta, Allah kan memerintahkan manusia untuk mencintai

Mulai Puitis, bagus tapi salah. Allah memang Zat yang penuh cinta karena dia yang menurunkan rasa cinta bagi manusia. Karenanya Allah perintahkan untuk menikah agar cinta itu bias diungkapkan dengan halal. Bukan dengan alasan cinta dari Allah malah kita bermaksiat kepada Allah

Pacaran kan buat dia bahagia, bukankah menyenangkan orang itu amal saleh?

Bagiamana dengan orangtuamu? Pernah engkau bahagiakan? Atau, senangkah orangtuamu menyaksikan engkau bermaksiat?  Berhubungan tak tentu, dengan resiko yang begitu besar.
Bukan pula bahagia yang engkau berikan saat pacaran, lebih tepatnya adalah kenikmatan sementara, yang ada batasnya dan menuntut korban.
Tamabahan lagi, sebenarnya siapa sih yang kamu bahagiakan, dirinya atau dirimu sendiri?

Pacaran itu penjajakan pernikahan

Begitu ya, penjajakan pernikahan? Begitulah ciri-ciri lelaki yang miskin komitmen, penjajakan dahulu bukan akad dulu. Masalahknya nikahnya belum pasti kapan “bisa dua,tiga, atau dua puluh tahun lagi”
sedangkan penjajalanya sudah jalan duluan

Pacaran karena aku sayang kepadanya

Dusta. Bagimana mungkin katakana sayang bila sebenarnya dia tidak pernah peduli dengan masa depan seseorang yang katanya dia sayang?

Pacaran itu adalah aktivitas maksiat, yang mengundang petaka dunia dan malapetaka akhirat. Bila serius sayang tentu takkan rela bila tubuh yang disayanginya disentuh api neraka karena perbuatan maksiat
Previous
Next Post »